Pages

Ads 468x60px

Labels

Wednesday, December 25, 2013

Cita-cita



Cita-Cita

Ketika kecil kita pasti mengenal seorang tokoh boneka yang bernama Susan. Pernah suatu ketika Susan ditanya 
“Nanti kalau sudah besar mau jadi apa?” 
Dengan polosnya Susan menjawab “jadi dokter yang nyuntik orang”. 
Saya pun ketika SD ditanya ingin jadi apa dengan cepat dan singkat saya menjawab dokter, lalu berganti menjadi arsitek lalu kenyataannya sekarang saya memilih untuk masuk ke jurusan Sistem Informasi.

Berkaca dari pengalaman di atas, adakah sesuatu yang salah dengan berangan-angan untuk menjadi seseorang seperti apa kelak dikemudian hari? TIDAK!

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan segala angan-angan kita di masa lalu. Tapi yang perlu ditekankan di sini kita perlu membedakan mana yang angan-angan dan mana yang cita-cita.

Angan-angan itu berbeda dengan cita-cita, tapi akar dari kedua hal itu sama yaitu mimpi.

Cara kita memanage mimpi kita itu yang akan menghasilkan hasil yang berbeda, akankah mimpi itu menjadi angan-angan ataukah menjadi cita-cita kita. Ketika kita menambahkan cara-cara yang harus kita tempuh untuk meraih mimpi tersebut maka mimpi kita tadi menjadi suatu cita-cita bagi diri kita, nah sebaliknya ketika kita hanya menginginkan sesuatu tanpa disertai cara yang dapat kita lakukan untuk mewujudkannya maka mimpi tersebut berakhir menjadi suatu angan-angan. 

Ketika kecil saya tidak menyertai keinginan saya untuk menjadi dokter maupun arsitek dengan cara-cara yang harus saya lakukan untuk meraihnya dikemudian hari sehingga berakhir menjadi suatu angan-angan. Saya tidak mempunyai gambaran yang jelas, harus kemana dulu saya melangkah sebelum akhirnya perjalanan saya untuk meraih mimpi tersebut hanya tinggal selangkah lagi. Tentunya kita akan lebih enjoy dalam melakukan sesuatu ketika langkah-langkahnya telah tergambar dengan jelas di pikiran kita kan?

Ayo kawan, visualisasikan segala cita-cita kita mulai dari sekarang.

Jangan takut untuk bermimpi, malahan we have to dream the impossible thing. Kita ga tau sejauh apa diri kita bisa melangkah lalu kenapa kita tidak membuat target yang tinggi saja. Jika kita bermimpi setinggi bintang, ketika jatuh jatuhnya masih di bulan. Kalau kita bisa memberi penjelasan lebih detail akan mimpi yang kita punya, tentu motivasi kita akan lebih cepat naik dibanding yang lain.

Anda tidak akan pernah meraih mimpi jika anda diam di tempat.

Dalam perjalanan meraih mimpi nanti, kita akan menemui jalan yang berbeda-beda. Satu hal penting yang dibutuhkan untuk meraih mimpi yaitu semangat. Perjalanan tidak akan lancer, yang dapat membuat kita teguh yaitu dengan tetap semangat dan cara untuk membuat diri kita semangat yakni dengan senantiasa bahagia. Perjalanan untuk meraih mimpi memang tidak ada yang mudah, ada kesulitan-kesulitan yang akan kita temui, tapi kita tetap harus bahagia. Kita ga akan merasa bahagia kalau kita menjalani perjalanan ini dengan amarah, merasa capek ataupun mengeluh.

Sulit merupakan bagian untuk meningkatkan kualitas. Orang yang berhasil adalah orang yang paling setia dengan mimpinya.

Dalam tahapan tertentu kita juga harus senantiasa mengukur apakah jalan yang kita lalui ini sudah searah dengan arah mimpi atau justru kita salah jalan.
Lalu kenapa ada orang yang sukses dan ada yang tidak? Itu tergantung kita mengatur diri. Salah satu hal yang menjadi kunci sukses bagi seseorang yaitu kesempatan, tergantung diri kita apakah memanfaatkan kesempatan tersebut secara maksimal atau tidak. 

Dalam perjalanan ini pasti kita akan menemui berbagai kesempatan, nah ketika kesempatan itu datang tugas kita adalah memantaskan diri kita agar kesempatan tersebut berpihak pada kita, setelah itu yakinlah bahwa kesempatan tersebut merupakan hal yang terbaik bagi diri kita sehingga kita dapat termotivasi untuk meningkatkan diri melalui kesempatan yang telah kita peroleh tersebut. 
Contohnya kita mau daftar jurusan kuliah, banyak sekali kan pilihannya, kebetulan kita bisa ikut jalur undangan *kesempatan*, akhirnya kita memilih beberapa jurusan dan ternyata kita diterima *kesempatan telah berpihak*. Nah diterimanya kita itu tidak semata-mata hanya kebetulan semata tapi karena proses yang telah kita kerjakan di waktu lampau, seperti belajar hingga larut malam, hari minggu tetap rajin ke bimbel misalnya dan lain-lain. Setelah kesempatan tersebut berpihak pada kita jangan sampai kita malah bingung di tengah jalan karena tidak yakin dengan pilihan yang telah kita buat karena hal tersebut dapat menghambat proses peningkatan diri kita. Maka dari itu syukurilah segala sesuatu yang telah kita dapatkan saat ini.

Semua hal di dunia ini dimulai dari mimpi. Satu hal yang dapat membuat kita bertahan untuk mewujudkan mimpi tadi yakni dengan percaya bahwa mimpi kita dapat membawa suatu kebaikan.

Dare to dream and make it comes true!





Thursday, December 5, 2013

Birrul Walidain



Birrul Walidain
(Berbakti Pada Orangtua)

Birrul walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orangtuanya, kebaikan tersebut mencakup lahir dan batin, dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia.
Firman Allah SWT: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak…” (Q.S An-Nisa:36)
Allah telah menetapkan berbuat baik pada orangtua sebagai amalan kedua setelah menjadikan Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Hal inilah yang menjadi dasar kuat kedudukan akhlak ini untuk diterapkan oleh seorang muslim.

Dari Abu Hurairah r.a: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya persahabati dengan sebaik-baiknya- yakni siapakah yang lebih utama untuk dihubungi secara sebaik-baiknya?” Beliau menjawab: “Ibumu.”Ia bertanya lagi:”Lalu siapakah?” Beliau menjawab:”Ibumu.” Orang itu sekali lagi bertanya: “Kemudian siapakah?” Beliau menjawab lagi: “Ibumu.” Orang tadi bertanya pula: “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ayahmu.” (Muttafaq’alaih)
Berdasarkan hadist di atas kita dapat melihat bahwa ibu lebih didahulukan dari ayah, karena banyaknya pengorbanan, pengabdian, kasih sayang yang telah diberikan oleh seorang ibu. Seorang ibu telah mengandung, menyusui, mendidik dan tugas lainnya sehingga ibu mendapatkan keutamaan seperti itu.

Keutamaan birrul walidain:
1.     Berbakti kepada kedua orangtua termasuk amalan yang diutamakan.
2.     Diluaskan rezeki dan dipanjangkan usianya.
3.     Pintu paling tengah di antara pintu surga.
4.     Mendapat keutamaan anak yang juga berbakti.
5.     Penebus dosa besar.
6.     Keridhaan Allah dalam keridhaan ibu dan bapak.
Bentuk-bentuk birrul walidain:
1.     Saat orangtua masih hidup.
a.      Menaati segala perintah orangtua walaupun orangtua bukan seorang muslim selama bukan dalam rangka kekufuran.
b.     Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
c.      Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan mendo’akan mereka.
d.     Memandang dengan pandangan gembira.
e.      Menyambut kedatangan mereka dengan baik.
f.      Tidak membuat mereka menjadi bahan celaan.
2.     Saat orangtua sudah meninggal
a.      Menyelenggarakan pengurusan jenasahnya.
b.     Berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
c.      Memenuhi segala janji yang belum terlaksana (wasiat, hutang piutang, dll).
d.     Menghormati teman dan kerabat baik orangtua.